Jumat, 26 April 2019

“Pengembangan Kreativitas dengan tekhnik bahan kertas (kokoru)”







Kreativitas ialah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menghasilkan suatu ide atau produk yang baru yang memiliki nilai kegunaan, dimana hasil dari ide atau produk tersebut diperoleh melalui proses kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman, tetapi mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya.
Kreativitas menjadi penentu perkembangan peradaban manusia. Kreativitas merupakan tingkatan tertinggi dalam proses berpikir manusia. Demikian halnya dengan anak usia dini, dalam pendidikan anak usia dini kreativitas sangat penting untuk dikembangkan. Pendidikan pada saat anak usia dini menjadi suatu pondasi yang kuat bagi tahap perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu anak usia dini harus diberikan stimulasi yang tepat dalam mengembangkan kreativitas mereka sesuai dengan tahap perkembangan dan gaya belajar masing-masing. Melalui kreativitas anak diajak untuk berpikir kritis tentu saja dengan cara yang sederhana namun akan menjadi suatu pondasi sikap, perilaku dan cara berpikirnya kelak. Berbagai teori yang digunakan sebagai pendekatan dalam proses kreativitas pada anak usia dini diharapkan akan dapat membantu proses kreatif agar terlaksana lebih optimal. Teori pengembangan kreativitas anak usia dini:
a.      Teori Psikoanalisis
Sigmund Freud merupakan orang yang pertama kali membicarakan tentang kreativitas (Jamaris, 2010). Sigmund percaya bahwa kreativitas merupakan hasil dari konflik bawah sadar antara dorongan seksual (libido) id dan pengaruh hati nurani sosial (superego). Dia juga menyarankan bahwa bermain bebas dan regresi anak kecil merupakan aktivitas kreatif. Dipercayai bahwa konflik dan kesulitan dapat memberikan motivasi untuk berbuat kreatif.
b.      Teori Gestalt
      Teori Gestalt dalam kreativitas mengemukakan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan mental yang dalam pemecahan masalah mempunyai fase pemecahan masalah sebagai berikut(Rebecca & Raines, 2007):
a)      Fase Persiapan/preparing, Fase pengumpulan informasi yang berkenaan dengan masalah yang akan dipecahkan.
b)     Fase Pematangan/incubation.,Fase ini adalah fase saat individu berusaha memahami informasi-informasi yang telah berhasil dikumpulkan untuk memecahkan masalah.
c)      Fase Penemuan ide/illumination,Saat individu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi inilah disebut fase penemuan ide.
d)     Fase Verifikasi/verivication, Fase ini adalah fase saat individu mencocokkan apakah pemecahan masalah yang telah dilakukan sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan.
c.       Teori Konstruktivistik
      Konstruktivistik merupakan metode pembelajaran yang lebih menekankan pada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam mengkonstruksi pengalaman atau dengan kata lain teori ini memberikan keaktifan terhadap siswa untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.

            Dalam pendidikan AUD harus berorientasi pada perkembangan anak, dan harus secara menyeluruh untuk mengembangkan potensi anak dengan menstimulasi semua aspek perkembangan anak seperti (Nilai Agama & Moral, Sosial Emosional, Fisik Motorik, Kognitif, Bahasa, Seni). Salah satu contoh meningkatkan kreativitas anak adalah menggunakan media bahan kertas misalnya kokoru. Kokoru adalah singkatan dari Colour Corrugated Paper artinya kertas berwarna yang bergelombang atau kertas bergelombang warna. Kokoru itu kertas kardus yang bergelombang yang memiliki warna sangat menarik. Kokoru digunakan untuk membantu proses tumbuh kembang anak dengan merangsang motorik dan otak kanan mereka, sehingga kreativitas anak-anak yang menggunakannya ikut terstimulus. Kerajinan kokoru masih berhubungan dengan seni melipat kertas hanya saja ada penambahan pada seni menggunting. Kokoru lebih banyak proses menggulung, menggunting dan menempel.
Pengembangan kreatifitas melalui tekhnik bahan kertas kokoru ini memiliki banyak sekali manfaat, terutama bagi aspek perkembangan anak usia dini. Berikut perincian manfaat kegiatan ini bagi aspek perkembangan anak :
·         Mengembangkan NAM, Melalui permaianan ini anak dibiasakan melakukan kegiatan bermanfaat, dan diajak bersikap religius seperti berdoa sebelum dan setelah melakukan kegiatan.
·         Mengembangkan sosial emosional dan kemandirian, Melalui permaianan ini anak dapat bermain bersama teman sambil berkarya. Dan juga melatih bertanggung jawab, menghargai hasil karya, baik karya sendiri maupun karya orang lain.
·         Mengembangkan kognitif, Memalui permaianan ini anak akan berfikir dan berimajinasi tentang  apa yang bisa dia bentuk dari kertas kokoru tersebut.
·         Mengembangkan bahasa, Melalui permaianan ini pendidik dan peserta didik dapat melakukan komunikasi tentang apa yang akan dibuat anak, dan anak menceritakan hasil karyanya kepada guru dan teman-teman.
·         Mengembangkan fisik motorik dan seni. Melalui permainan ini jari-jemari anak akan bekerja. Mereka aktif menggerakkan jari-jarinya dalam menggulung kertas kokorunya dan membentuk miniatur yang dia inginkan. Kegiatan ini  dapat membantu keterampilan motorik halus anak yang memang sedang berkembang sekaligus mengembangkan seni pada diri anak melalui bentuk yang indah-indah.

      Setiap aspek perkembangan yang dilalui anak pasti memiliki faktor yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Kreativitas anak dapat meningkat jika hal-hal dibawah ini diberikan sedini mungkin. (Elizabeth, 2013) yaitu:
·         Waktu, Anak akan menjadi lebih kreatif apabila anak mendapatkan waktunya untuk bermain, bereksplorasi, bereksperimen dengan bebas.
·         Kesempatan menyendiri, Anak memerlukan kesempatan menyendiri untuk mengembangkan imajinasinya.
·         Dorongan/motivasi, Dorongan atau motivasi merupakan “bahan bakar” penghasil kreativitas bagi anak.
·         Sarana, sarana untuk bermain yang memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan berkreasi.
·         Lingkungan yang dapat merangsang kreativitas anak.
·         Orang tua yang tidak posesif. Orang tua yang tidak terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak untuk mandiri dan percaya diri, dua kualitas yang sangat mendukung kreativitas.
·         Cara mendidik anak, mendidik anak secara demokratis di rumah dan sekolah dapat meningkatkan kreativitas.

      Guru memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan anak selama memberikan stimulasi yang sesuai dengan karakteristik anak. Semua anak pada dasarnya kreatif, tergantung usaha yang dilakukan orang dewasa sekitar anak dalam menciptakan lingkungan yang membuat kreativitas salah satu faktor penting dalam usaha menumbuh-kembangkan kreativitas anak usia dini. Sebagai guru seharusnya selalu menghargai pertanyaan, ide, dan imajinasi anak. Apabila anak merasa dihargai ia akan merasa percaya diri sehingga mereka dapat mewujudkan idenya untuk menghasilkan sebuah kreativitas. Kesimpulannya yaitu guru menjadi salah satu faktor memiliki peran besar dalam upaya mengembangkan potensi dan kreativitas anak.
      Sebagai guru atau pendidik yang kreatif hendaklah membuat langkah-langkah pembelajaran sebelum melaksanakan program pembelajaran. Agar, proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Adapun langkah-langkah pengembangan kreativitas dengan tekhnik bahan kertas (kokoru):
·         Sediakan kertas kokoru dalam berbagai warna, lem, gunting, dll.
·         Sediakan gambar-gambar kokoru yang menarik sesuai dengan tema yang diambill pada hari itu. Misalnya, tema tanaman jadi pendidik menyiapkan gambar tanaman, buah yang sudah dihias dengan kokoru.
·         Bagilah peserta didik menjadi beberapa kelompok dengan anggota 3-4 orang agar mempermudah anak dalam mengerjakan kreatifitas dan melatih kerjasama anak.
·         Bagikan kertas kokoru kesetiap kelompok.
·         Berilah perintah kepada peserta didik untuk membuat karya sesuai dengan keinginan atau imajinasi anak.
·         Gulung, gunting, dan tempel kokoru hingga menjadi bentuk yang diinginkan.
·         Hasil karya anak akan terlihat lebih indah dan menarik.
·         Berilah tugas kepada anak untuk menceritakan hasil karya yang dibuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar