Jumat, 26 April 2019

“Alat Permainan Edukatif “Metode Bercerita dengan Boneka Tangan” untuk Media Kecerdasan Linguistik/Bahasa"



Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah perantara atau pengantar. Media pembelajaran adalah sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh pendidik. Media pembelajaran merupakan gabungan dari dua suku kata “media” dan “pembelajaran”. Istilah “media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak  “medium”  yang secara harfiah berarti  perantara atau pengantar.  Dari pengertian ini dapat dijelaskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. maka media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, sebuah alat yang berfungsi untuk  menyampaikan pesan pembelajaran yang meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar yakni peserta didik.
Menurut Gagne , media pembelajaran adalah komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media pembelajaran menurut Y.Miarso adalah segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa. Dapat disimpulkan, bahwa media pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong tejadinya proses belajar pada diri anak.
Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit. Dalam pemilihan media pembelajaran perlu memperhatikan kecenderungan belajar dan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak. kecerdasan anak menurut howard gardner ada 8, salah satunya yakni kecerdasan linguistic atau bahasa. Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata, yaitu kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, ritme, dan intonasi dari kata yang diucapkan. Kecerdasan verbal linguistik/ bahasa sangat dibutuhkan oleh semua orang termasuk anak-anak, karena itu kita semua suka bicara. Kecerdasan ini juga merupakan faktor pendukung keberhasilan anak dalam prestasi belajarnya. Kecerdasan verbal linguistik dapat merangsang minat baca tulis, perbendaharaan kata, dan perkembangan bahasa anak. Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Sebagai alat yang sangat penting, bahasa memiliki fungsi yang signifikan bagi manusia. Paling tidak, ada dua fungsi bahasa. Pertama, bahasa sebagai sarana dan pembangkit dan pembangun hubungan yang memperluas pikiran seseorang sehingga kehidupan mentalnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mental kehidupan kelompok. Kedua, bahasa sebagai sarana yang mempengaruhi kepribadian.
Ada banyak cara untuk mengembangkan kecerdasan linguistic atau bahasa pada anak, salah satunya yakni dengan menggunakan metode bercerita dengan boneka  tangan, karena metode ini bisa mengajak anak untuk ikut serta dalam kegiatan dan tidak akan monoton ataupun membosankan bagi, dapat mengembangkan bahasa dan melatih kemampuan anak dalam berbicara. Menurut Risnayanti (2009:12), bahwa media boneka tangan adalah boneka yang digunakan dalam jenis kegiatan pendidikan bahasa yang tidak begitu mudah pelaksanaannya karena memerlukan keterampilan tertentu dari guru”. Ekasriadi (2005:98) mengatakan, bahwa pengertian boneka tangan adalah bentuk tiruan dari manusia dan binatang.
Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran haruslah memperhatikan hal-hal berikut: 1) isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak. 2) kegiatan bercerita diusahakab dapat memberikanperasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan sesuai dengan dunia anak. 3) kegiatan bercerita bersifat unik dan menarik. 4) hendaknya guru/ pencerita hafal isi cerita, 5) latihlah suara agar dapat memiliki beragam karakter suara yang dibutuhkan dalam bercerita. Misal suara anak-anak, suara nenek-nenek, suara ibu-ibu, suara binatang dan lain-lain, 6) gunakan boneka yang menarik dan sesuai dengan dunia anak serta mudah dimainkan oleh guru maupun anak-anak, 7) boneka yang digunakan bisa lebih dari satu, dengan jumlah maksimal 8 buah dengan bentuk yang berlainan agar siswa tidak kesulitan menghafal tokoh cerita, 8) Apabila menggunakan dua boneka maka percakapan atau alur cerita dilakukan oleh kedua boneka tersebut yang disuarakan oleh guru dengan karakter suara yang berbeda. Anak menyimak percakapan dan jalan cerita yang disajikan dan 9) penggunaan lebih dari dua boneka maka percakapan atau alur cerita dilakukan oleh kedua boneka tersebut yang disuarakan oleh guru atau orang tua dengan karakter suara yang berbeda. Agar jalan cerita terdengar indah, dipermanis dengan alunan musik.
Penggunaan boneka tangan dalam kegiatan pembelajaran bahwa setiap anak memperoleh pengalaman baru untuk meningkatkan kemampuan dalam keterampilan berbicara. Dalam hal ini, anak belajar mengenai lingkungan dan menyerap pengetahuan melalui apa yang dilihat dan didengar. Indera penglihatan dan pendengaran merupakan kunci utama masuknya ilmu pengetahuan kedalam diri anak, dengan penglihatan dan pendengaran anak mampu menceritakan isi dari cerita yang disampaikan oleh guru. Aspek yang dikembangkan dalam metode bercerita menggunakan boneka tangan adalah aspek motorik halus. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, lebih spesifik menggunakan koordinasi mata dan tangan.
Factor yang dapat mempengaruhi pengembangan media pembelajaran untuk AUD :
1)         Mudah, artinya mudah dibuat dan mudah untuk mendapatkan alat dan bahan.
2)         Murah, biaya yang digunakan untuk membeli bahan harus terjangkau, jika bisa menggunakan bahan bekas
3)         Menarik, artinya mampu merangsang seluruh aspek perkembangan anak baik dari sisi bentuk, warna maupun dari sisi yang lain.
4)         Mendorong, mampu mendorong anak untuk bersikap atau berbuat sesuatu yang positif. Baik dari diri sendiri maupun dari lingkungan anak.
5)         Manfaat, artinya media yang digunakan mengandung manfaat untuk anak.

      Sebagai guru atau pendidik yang kreatif hendaklah membuat langkah-langkah pembelajaran sebelum melaksanakan program pembelajaran. Agar, proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Adapun langkah-langkah pembelajaran APE metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan :
1.      Pendidik menyiapkan alat dan bahan yakni boneka tangan yang akan digunakan untuk bercerita sesuai tema yang diambil pada hari itu. Misalnya, tema tanaman.
2.      Pendidik menyampaikan tujuan dan tema cerita
3.      Peserta didik memperhatikan guru yang sedang menunjukkan dan menyebutkan tokoh-tokoh boneka tangan.
4.      Pendidik menyebutkan judul cerita
5.      Anak mendengarkan pendidik bercerita dengan melaksanakan dialog dengan suara yang berbeda sesuai karakter tokoh boneka. Sambil bercerita pendidik menggerakkan boneka tangan secara bergantian sesuai isi cerita.
6.      Pendidik melakukan tanya jawab maksud dari cerita yang disampaikan bu guru.
7.      Anak diberi kesempatan untuk bercerita dengan boneka tangan sesuai imajinasi anak.
8.      Pendidik memberikan atau menambahkan kesimpulan isi cerita yang disampaikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar