Kata media berasal dari bahasa latin medius yang
secara harfiah berarti tengah perantara atau pengantar. Media pembelajaran
adalah sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut sebagai penyalur
atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh
pendidik. Media
pembelajaran merupakan gabungan dari dua suku kata “media” dan “pembelajaran”. Istilah “media” berasal dari bahasa
latin yang merupakan bentuk jamak
“medium” yang secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Dari pengertian ini dapat dijelaskan bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi
kepada penerima informasi. maka
media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, sebuah alat
yang berfungsi untuk menyampaikan pesan
pembelajaran yang meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa
pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar yakni
peserta didik.
Menurut Gagne , media pembelajaran
adalah komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media pembelajaran menurut Y.Miarso
adalah segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa. Dapat
disimpulkan, bahwa media
pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong tejadinya
proses belajar pada diri anak.
Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan
anak usia dini semakin penting mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit. Dalam pemilihan media
pembelajaran perlu memperhatikan kecenderungan belajar dan kecerdasan yang
dimiliki oleh setiap anak. kecerdasan anak menurut howard gardner ada 8, salah
satunya yakni kecerdasan linguistic
atau bahasa. Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam
mengolah kata, yaitu kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik
secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti
kata, urutan kata, ritme, dan intonasi dari kata yang diucapkan. Kecerdasan
verbal linguistik/ bahasa sangat dibutuhkan oleh semua orang termasuk
anak-anak, karena itu kita semua suka bicara. Kecerdasan ini juga merupakan faktor
pendukung keberhasilan anak dalam prestasi belajarnya. Kecerdasan verbal
linguistik dapat merangsang minat baca tulis, perbendaharaan kata, dan
perkembangan bahasa anak. Bahasa
merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Sebagai alat
yang sangat penting, bahasa memiliki fungsi yang signifikan bagi manusia.
Paling tidak, ada dua fungsi bahasa. Pertama, bahasa sebagai sarana dan
pembangkit dan pembangun hubungan yang memperluas pikiran seseorang sehingga
kehidupan mentalnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mental kehidupan
kelompok. Kedua, bahasa sebagai sarana yang mempengaruhi kepribadian.
Ada
banyak cara untuk mengembangkan kecerdasan linguistic atau bahasa pada anak,
salah satunya yakni dengan menggunakan metode bercerita dengan boneka tangan, karena metode ini bisa mengajak anak
untuk ikut serta dalam kegiatan dan tidak akan monoton ataupun membosankan
bagi, dapat mengembangkan bahasa dan melatih kemampuan anak dalam berbicara.
Menurut Risnayanti (2009:12), bahwa media boneka tangan adalah boneka yang
digunakan dalam jenis kegiatan pendidikan bahasa yang tidak begitu mudah
pelaksanaannya karena memerlukan keterampilan tertentu dari guru”. Ekasriadi
(2005:98) mengatakan, bahwa pengertian boneka tangan adalah bentuk tiruan dari
manusia dan binatang.
Penggunaan
bercerita sebagai salah satu strategi
pembelajaran haruslah memperhatikan hal-hal berikut: 1) isi cerita harus
terkait dengan dunia kehidupan anak. 2) kegiatan bercerita diusahakab dapat
memberikanperasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan sesuai dengan dunia anak. 3)
kegiatan bercerita bersifat unik dan menarik. 4) hendaknya guru/ pencerita
hafal isi cerita, 5) latihlah suara agar dapat memiliki beragam karakter suara
yang dibutuhkan dalam bercerita. Misal suara anak-anak, suara nenek-nenek,
suara ibu-ibu, suara binatang dan lain-lain, 6) gunakan boneka yang menarik dan
sesuai dengan dunia anak serta mudah dimainkan oleh guru maupun anak-anak, 7)
boneka yang digunakan bisa lebih dari satu, dengan jumlah maksimal 8 buah dengan
bentuk yang berlainan agar siswa tidak kesulitan menghafal tokoh cerita, 8)
Apabila menggunakan dua boneka maka percakapan atau alur cerita dilakukan oleh
kedua boneka tersebut yang disuarakan oleh guru dengan karakter suara yang
berbeda. Anak menyimak percakapan dan jalan cerita yang disajikan dan 9)
penggunaan lebih dari dua boneka maka percakapan atau alur cerita dilakukan
oleh kedua boneka tersebut yang disuarakan oleh guru atau orang tua dengan
karakter suara yang berbeda. Agar jalan cerita terdengar indah, dipermanis
dengan alunan musik.
Penggunaan
boneka tangan dalam kegiatan pembelajaran bahwa setiap anak memperoleh
pengalaman baru untuk meningkatkan kemampuan dalam keterampilan berbicara.
Dalam hal ini, anak belajar mengenai lingkungan dan menyerap pengetahuan
melalui apa yang dilihat dan didengar. Indera penglihatan dan pendengaran
merupakan kunci utama masuknya ilmu pengetahuan kedalam diri anak, dengan
penglihatan dan pendengaran anak mampu menceritakan isi dari cerita yang
disampaikan oleh guru. Aspek yang dikembangkan dalam metode bercerita
menggunakan boneka tangan adalah aspek motorik halus. Motorik
halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota
tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih,
lebih spesifik menggunakan koordinasi mata dan tangan.
Factor yang dapat mempengaruhi
pengembangan media pembelajaran untuk AUD :
1)
Mudah, artinya mudah dibuat
dan mudah untuk mendapatkan alat dan bahan.
2)
Murah, biaya yang digunakan
untuk membeli bahan harus terjangkau, jika bisa menggunakan bahan bekas
3)
Menarik, artinya mampu
merangsang seluruh aspek perkembangan anak baik dari sisi bentuk, warna maupun
dari sisi yang lain.
4)
Mendorong, mampu mendorong anak
untuk bersikap atau berbuat sesuatu yang positif. Baik dari diri sendiri maupun
dari lingkungan anak.
5)
Manfaat, artinya media yang
digunakan mengandung manfaat untuk anak.
Sebagai
guru atau pendidik yang kreatif hendaklah membuat langkah-langkah pembelajaran
sebelum melaksanakan program pembelajaran. Agar, proses pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar. Adapun
langkah-langkah pembelajaran APE metode bercerita dengan menggunakan boneka
tangan :
1. Pendidik menyiapkan alat dan bahan yakni boneka tangan
yang akan digunakan untuk bercerita sesuai tema yang diambil pada hari itu.
Misalnya, tema tanaman.
2. Pendidik menyampaikan tujuan dan tema cerita
3. Peserta didik memperhatikan guru yang sedang
menunjukkan dan menyebutkan tokoh-tokoh boneka tangan.
4. Pendidik menyebutkan judul cerita
5. Anak mendengarkan pendidik bercerita dengan
melaksanakan dialog dengan suara yang berbeda sesuai karakter tokoh boneka.
Sambil bercerita pendidik menggerakkan boneka tangan secara bergantian sesuai
isi cerita.
6. Pendidik melakukan tanya jawab maksud dari cerita yang
disampaikan bu guru.
7. Anak diberi kesempatan untuk bercerita dengan boneka
tangan sesuai imajinasi anak.
8. Pendidik memberikan atau menambahkan kesimpulan isi
cerita yang disampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar