Tugas
1 BAB I
“Kreativitas
pada Anak Usia Dini”
Kreativitas
adalah segala kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah
ada sebelumnya. Untuk menjadi kreatif, kita dapat memulai kreativitas dengan
tindakan ATM (Amati Tiru dan Modifikasi) itulah yang menjadi pembeda. Kreativitas
merupakan tingkatan tertinggi dalam proses berpikir manusia. Demikian halnya
dengan anak usia dini, dalam pendidikan anak usia dini kreativitas sangat
penting untuk dikembangkan. Karena masa peka belajar anak dimuai dari anak
dalam kandungan sampai 1000 hari pertama kehidupannya.
Kreativitas
menjadi penentu perkembangan peradaban manusia. Kreativitas menjadi solusi bagi
kesulitan-kesulitan yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sebegitu
pentingnya kreativitas sehingga banyak pakar peneliti, mengembangkan
penelitiannya dibidang kreativitas hingga menyusun teori-teori tentang kreativitas.
Teori tentang kreativitas yang cocok dengan kehidupan saya yakni Teori Gestalt
dan Teori Humanistik.
Teori
Gestalt karena dalam kreativitas mengemukakan bahwa kreativitas merupakan suatu
kemampuan mental yang dalam pemecahan masalah mempunyai fase pemecahan masalah
sebagai berikut :
·
Tahap persiapan, pada
fase ini dimulai dengan analisis berupa ide-ide atau gagasan anak mempersiapkan
informasi baik yang anak peroleh dari kegiatan bainstrorming atau dari kegiatan
yang lain.
·
Tahap inkubasi (pematangan),
individu berusaha memahami informasi-informasi yang telah dikumpulkan untuk
memecahkan masalah. Dan anak memikirkan cara-cara yang dilakukan untuk
menghasilkan kreativitas, baik berupa ide maupun produk.
·
Tahap iluminasi
(Penemuan ide), individu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi.
·
Tahap verifikasi, tahap
pembenahan dimana individu mencocokkan apakah pemecahan masalah yang telah
dilakukan sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Teori
Humanistik, juga merupakan teori yang menurut saya cocok dengan kepribadian
yang saya miliki karena individu telah mampu mengaktualisasikan dirinya dan
mampu menggunakan potensi dirinya dengan baik. Teori ini menganggap bahwa anak
tidak akan bisa berpikir tingkat tinggi jika dalam keadaan lapar atau merasa cemas.
Dan juga teori ini menganggap bahwa lingkungan yang kondusif juga akan mampu
meningkatkan kreativitas.
Contoh
dari Teori Gestalt dan Humanistik yakni bermain lego. Pertama anak akan
mempersiapkan lego dan mempersiapkan informasi bagaimana cara mempermaikan dan
membentuk lego menjadi suatu barang yang sangat bagus dan belum pernah ada.
Setelah menemukan ide, anak mulai merancang lego dengan ide yang ada dan
dilanjutkan dengan proses verifikasi yakni pembenahan apakah hasil kreativitas
sesuai dengan keinginan atau tidak. Dan anak tidak akan dapat berpikir atau
bermain dalam keadaan lapar atau cemas.
Definisi
kreativitas yang begitu beragam dapat dikelompokkan menjadi empat dimensi yang
secara spesifik dapat membantu pemahanan tentang kreativitas. Yakni orang kreatif (guna untuk menghasilkan
orang-orang kreatif), proses kreatif
(sebuah cara pandang terhadap kreativitas yang lebih ditekankan pada saat
kegiatan atau proses kreativitas berlangsung, meskipun pada akhirnya nanti
masih belum menjadi produk kreativitas), lingkungan
yang mendukung kreativitas (berupa orang, tempat, benda maupun kesempatan
dalam memperoleh pengalaman), kreativitas
berupa produk (kreativitas yang lebih ditekankan pada hasil suatu karya
yang kreativ dalam berbagai dimensi). Persamaan dari emapt dimensi ini adalah
kreativitas adalah cara mengembangkan kreativitas baik guru, orang tua atau
lingkungan yang membantu proses kreativits mereka dengan tepat, untuk hasil kreativitas
yang baik, dan optimal.
Hakikatnya,
setiap anak yang lahir di dunia memiliki potensi kreatif, karena anak memiliki
pemikiran yang imajinatif, rasa ingin tahu yang besar, humoris, dan penuh
energi. Kreativitas penting untuk dikembangkan sejak usia dini, sebab pada masa
ini individu memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkan potensinya
tersebut. Munandar (2014) mengatakan bahwa terdapat empat alasan mengapa
kreativitas perlu dikembangkan, antara lain: Kreativitas untuk merealisasikan
perwujudan diri, untuk memecahkan masalah, untuk memuaskan diri, dan untuk
meningkatkan kualitas hidup. Upaya pembelajaran dalam mengembangkan
kreativitasnya dapat melalui pengalaman langsung kepada anak dengan bermain.
karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat
mengembangkan kemampuan dirinya.
Kreativitas
untuk anak usia dini dilakukan melalui bermain, oleh karena itu diperlukan
strategi yang tepat dalam mengambangkan kreativitas tersebut. Strategi
pengembangan kreativitas untuk anak usia dini, seperti dengan mengembangan
kreativitas melalui menciptakan produk (hasta karya), mengembangan kreativitas
melalui imajinasi, mengembangan kreativitas melalui eksplorasi, mengembangan
kreativitas melalui eksperimen, mengembangan kreativitas melalui proyek,
brainstroming, tidak mengejek atas prestasi yang dicapai anak, demokratis dalam
mendidik, dan tidak posesif atau over protection.
Sudut
pandang lain dari kreativitas adalah lingkungan yang mendukung kreativitas.
Lingkungan itu dapat berupa orang, tempat, benda, maupun kesempatan dalam
memperoleh pengalaman, yang kesemuanya memberikan dampak yang besar bagi
kreativitas anak. Bagi orang tua pola asuh yang demokratis sangat baik, juga
merupakan satu hal yang mendukung perkembangan kreativitas anaknya. Anak
mendapatkan kebebasan dalam mengeluarkan perasaan dan ide-idenya dalam suasana
kehangatan sebuah keluarga. Untuk mewujudkan bakat kreatif anak
diperlukan dorongan dan dukungan dari lingkungan (motivasi eksternal) yang
berupa apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan, pujian, insentif, dan
dorongan dari dalam diri anak sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan
sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi
dapat pula dihambat dalam lingkungan yang tidak mendukung. Banyak orang tua
yang kurang menghargai kegiatan kreatif anak mereka dan lebih memprioritaskan
pencapaian prestasi akademik yang tinggi dan memperoleh rangking tinggi dalam
kelasnya. Demikian pula guru meskipun menyadari pentingnya perkembangan
kreatifitas tetapi dengan kurikulum yang ketat dan kelas dengan jumlah murid
yang banyak maka tidak ada waktu bagi pengembangan kreativitas.
Tugas
2 BAB II
“Mengenalkan
kreativitas pada anak usia dini melalui pola asuh”
Pola
asuh orang tua adalah cara orang tua memperlakukan anaknya dengan menjaga,
merawat dan mendidik anaknya, yang digunakan atau diterapkan oleh orang tua
dalam kehidupan sehari-hari. Pola asuh orang tua menjadi faktor terpenting
dalam menanamkan dasar kepribadian yang turut menentukan corak dan gambaran
kepribadian seseorang setelah dewasa. Karena itu, setiiap orangtua perlu
menyadari akan tugas utamanya yaitu mendidik dan mengasuh anak usia dini,
sehingga orangtua dapat melaksanakan tugas dan fungsi dengan baik,optimal dan
maksimal. Karena masa usia dini anak mengalami lonjakan pesat terhadap struktur
otaknya. Mereka mengalami pertumbuhan dan perkembangan semua aspek dalam
perkembangan. Anak usia dini mempunyai bentuk-bentuk perilaku yang khusus
sebagai tanda awal dari kreativitas dan orang tua harus mempunyai ketrampilan
dalam memotivasinya. Kreativitas anak berkembang dengan optimal, apabila orang
tua dapat bersikap demokratis dalam mendidik anak-anaknya. Bahwa peran, sikap
dan nilai orang tua sangat erat kaitannya dengan pengembangan kreativitas anak.
Pengembangan kreativitas anak dapat dilakukan dengan menghargai kreativitas
anak, seberapa besar kreativitas yang dimiliki oleh anak, memberi dukungan
tanpa perlu banyak memberikan pengarahan tetapi memberikan pujian dan
memberikan lingkungan yang kreatif.
Seorang anak pada
dasarnya adalah gelas kosong yang siap diisi oleh orang tuanya. Jika orang
tuanya dapat memanfaatkan tumbuh kembang anak untuk megembangkan kreativitasnya
dengan baik, maka ke depannya anak itu akan mempunyai jiwa yang kreatif. Untuk
mengoptimalkan kreativitas pada anak tidak semudah membalik telapak tangan.
Butuh upaya keras, berkesinambungan, serta kesabaran ekstra untuk melalui tahap
demi tahap, sesuai perkembangan kemampuan berpikir anak.
Pola asuh dalam
memperkenalkan kreativitas pada anak usia dini dapat dilakukan dengan cara:
membangun kepribadian yakni orang tua tidak terlalu menuntut anaknya untuk sama
dengan anak lainnya, memilihkan sarana berrmain yang sesuai dengan kemampuan
berpikir dan daya interaksi anak, kenalkan anak dengan lingkungan sosial
seperti yang berhubungan dengan alam, jangan asal melarang anak karena itu dapat
menghambat kreativitas anak, biarkaan anak bereksplorasi sesuai keinginan
tetapi masih dalam tahap pengawasan, rangsang anak melakukan
aktivitas-aktivitas kreatif. Dengan kualitas-kualitas itu, orang tua dapat
membantu anak menemukan, mengarahkan, memantapkan, dan mengembangkan
kreativitasnya.
Menurut
saya orang tua pada keluarga yang saya amati, memenuhi kriteria orangtua
kreatif, karena orang tua dapat menghargai kreativitas anak. Seperti hasil
karya anak, orang tua dapat menghargai kreativitas yang dimiliki anak, orang
tua memberikan semangat dan pujian tanpa menertawakan hasil anak, memberikan
dukungan tanpa perlu banyak memberi pengarahan. Orang tua juga membebaskan
anaknya dalam bereksplorasi tetapi masih dalam tahapan pengawasan. Orang tua
juga memiliki banyak waktu untuk bermain bersama anak.
Selain
itu dalam pola asuh tersebut, adanya karakteristik kreativitas yang terjadi
pada anak usia dini, yakni Anak memiliki potensi kreatif, karena anak
menunjukkan rasa ingin tahu yang luar biasa dengan banyak bertanya kepada orang
tua, anak sering mengajukan tanggapan yang unik dan pintar, penuh energi (tidak
kenal lelah dalam melakukan permainan), anak lebih suka bermain peran dan anak
dapat mandiri membersihkan permainan yang telah digunakan.
Berpikir
kreatif merupakan tingkat berpikir tertinggi, yang mempunyai manfaat yang
sangat besar dalam perkembangan anak usia dini, antara lain: Memberi kesenangan
dan kepuasan (apabila hasil kreativitasnya di lihat dan dipuji orang lain), Menumbuhkan
percaya diri (perasaan senang lah yang membuat anak percya diri dalam
beraktivitas), Penyesuaikan diri lebih baik (kepercayaan dalam diri anak
membantu menyesuaikan diri dengan orang lain, Menumbuhkan sifat kepemimpinan
(kepemimpinan biasanya menjadi problem solver bagi teman-temannya. Selain itu
ide-idenya dalam memimpin permainan juga merupakan hasil kegiatan mental yaitu
kreativitas), Dapat meningkatkan kualitas hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar