Jumat, 26 Oktober 2018

Tugas 1 BAB I “Kreativitas pada Anak Usia Dini”


Tugas 1 BAB I
“Kreativitas pada Anak Usia Dini”


Kreativitas adalah segala kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Untuk menjadi kreatif, kita dapat memulai kreativitas dengan tindakan ATM (Amati Tiru dan Modifikasi) itulah yang menjadi pembeda. Kreativitas merupakan tingkatan tertinggi dalam proses berpikir manusia. Demikian halnya dengan anak usia dini, dalam pendidikan anak usia dini kreativitas sangat penting untuk dikembangkan. Karena masa peka belajar anak dimuai dari anak dalam kandungan sampai 1000 hari pertama kehidupannya.
Kreativitas menjadi penentu perkembangan peradaban manusia. Kreativitas menjadi solusi bagi kesulitan-kesulitan yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sebegitu pentingnya kreativitas sehingga banyak pakar peneliti, mengembangkan penelitiannya dibidang kreativitas hingga menyusun teori-teori tentang kreativitas. Teori tentang kreativitas yang cocok dengan kehidupan saya yakni Teori Gestalt dan Teori Humanistik.
Teori Gestalt karena dalam kreativitas mengemukakan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan mental yang dalam pemecahan masalah mempunyai fase pemecahan masalah sebagai berikut :
·                Tahap persiapan, pada fase ini dimulai dengan analisis berupa ide-ide atau gagasan anak mempersiapkan informasi baik yang anak peroleh dari kegiatan bainstrorming atau dari kegiatan yang lain.
·                Tahap inkubasi (pematangan), individu berusaha memahami informasi-informasi yang telah dikumpulkan untuk memecahkan masalah. Dan anak memikirkan cara-cara yang dilakukan untuk menghasilkan kreativitas, baik berupa ide maupun produk.
·                Tahap iluminasi (Penemuan ide), individu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi.
·                Tahap verifikasi, tahap pembenahan dimana individu mencocokkan apakah pemecahan masalah yang telah dilakukan sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Teori Humanistik, juga merupakan teori yang menurut saya cocok dengan kepribadian yang saya miliki karena individu telah mampu mengaktualisasikan dirinya dan mampu menggunakan potensi dirinya dengan baik. Teori ini menganggap bahwa anak tidak akan bisa berpikir tingkat tinggi jika dalam keadaan lapar atau merasa cemas. Dan juga teori ini menganggap bahwa lingkungan yang kondusif juga akan mampu meningkatkan kreativitas.
Contoh dari Teori Gestalt dan Humanistik yakni bermain lego. Pertama anak akan mempersiapkan lego dan mempersiapkan informasi bagaimana cara mempermaikan dan membentuk lego menjadi suatu barang yang sangat bagus dan belum pernah ada. Setelah menemukan ide, anak mulai merancang lego dengan ide yang ada dan dilanjutkan dengan proses verifikasi yakni pembenahan apakah hasil kreativitas sesuai dengan keinginan atau tidak. Dan anak tidak akan dapat berpikir atau bermain dalam keadaan lapar atau cemas.
Definisi kreativitas yang begitu beragam dapat dikelompokkan menjadi empat dimensi yang secara spesifik dapat membantu pemahanan tentang kreativitas. Yakni orang kreatif (guna untuk menghasilkan orang-orang kreatif), proses kreatif (sebuah cara pandang terhadap kreativitas yang lebih ditekankan pada saat kegiatan atau proses kreativitas berlangsung, meskipun pada akhirnya nanti masih belum menjadi produk kreativitas), lingkungan yang mendukung kreativitas (berupa orang, tempat, benda maupun kesempatan dalam memperoleh pengalaman), kreativitas berupa produk (kreativitas yang lebih ditekankan pada hasil suatu karya yang kreativ dalam berbagai dimensi). Persamaan dari emapt dimensi ini adalah kreativitas adalah cara mengembangkan kreativitas baik guru, orang tua atau lingkungan yang membantu proses kreativits mereka dengan tepat, untuk hasil kreativitas yang baik, dan optimal.
Hakikatnya, setiap anak yang lahir di dunia memiliki potensi kreatif, karena anak memiliki pemikiran yang imajinatif, rasa ingin tahu yang besar, humoris, dan penuh energi. Kreativitas penting untuk dikembangkan sejak usia dini, sebab pada masa ini individu memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkan potensinya tersebut. Munandar (2014) mengatakan bahwa terdapat empat alasan mengapa kreativitas perlu dikembangkan, antara lain: Kreativitas untuk merealisasikan perwujudan diri, untuk memecahkan masalah, untuk memuaskan diri, dan untuk meningkatkan kualitas hidup. Upaya pembelajaran dalam mengembangkan kreativitasnya dapat melalui pengalaman langsung kepada anak dengan bermain. karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
Kreativitas untuk anak usia dini dilakukan melalui bermain, oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat dalam mengambangkan kreativitas tersebut. Strategi pengembangan kreativitas untuk anak usia dini, seperti dengan mengembangan kreativitas melalui menciptakan produk (hasta karya), mengembangan kreativitas melalui imajinasi, mengembangan kreativitas melalui eksplorasi, mengembangan kreativitas melalui eksperimen, mengembangan kreativitas melalui proyek, brainstroming, tidak mengejek atas prestasi yang dicapai anak, demokratis dalam mendidik, dan tidak posesif atau over protection.
Sudut pandang lain dari kreativitas adalah lingkungan yang mendukung kreativitas. Lingkungan itu dapat berupa orang, tempat, benda, maupun kesempatan dalam memperoleh pengalaman, yang kesemuanya memberikan dampak yang besar bagi kreativitas anak. Bagi orang tua pola asuh yang demokratis sangat baik, juga merupakan satu hal yang mendukung perkembangan kreativitas anaknya. Anak mendapatkan kebebasan dalam mengeluarkan perasaan dan ide-idenya dalam suasana kehangatan sebuah keluarga. Untuk mewujudkan bakat kreatif anak diperlukan dorongan dan dukungan dari lingkungan (motivasi eksternal) yang berupa apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan, pujian, insentif, dan dorongan dari dalam diri anak sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi dapat pula dihambat dalam lingkungan yang tidak mendukung. Banyak orang tua yang kurang menghargai kegiatan kreatif anak mereka dan lebih memprioritaskan pencapaian prestasi akademik yang tinggi dan memperoleh rangking tinggi dalam kelasnya. Demikian pula guru meskipun menyadari pentingnya perkembangan kreatifitas tetapi dengan kurikulum yang ketat dan kelas dengan jumlah murid yang banyak maka tidak ada waktu bagi pengembangan kreativitas.


Tugas 2 BAB II
“Mengenalkan kreativitas pada anak usia dini melalui pola asuh”
Pola asuh orang tua adalah cara orang tua memperlakukan anaknya dengan menjaga, merawat dan mendidik anaknya, yang digunakan atau diterapkan oleh orang tua dalam kehidupan sehari-hari. Pola asuh orang tua menjadi faktor terpenting dalam menanamkan dasar kepribadian yang turut menentukan corak dan gambaran kepribadian seseorang setelah dewasa. Karena itu, setiiap orangtua perlu menyadari akan tugas utamanya yaitu mendidik dan mengasuh anak usia dini, sehingga orangtua dapat melaksanakan tugas dan fungsi dengan baik,optimal dan maksimal. Karena masa usia dini anak mengalami lonjakan pesat terhadap struktur otaknya. Mereka mengalami pertumbuhan dan perkembangan semua aspek dalam perkembangan. Anak usia dini mempunyai bentuk-bentuk perilaku yang khusus sebagai tanda awal dari kreativitas dan orang tua harus mempunyai ketrampilan dalam memotivasinya. Kreativitas anak berkembang dengan optimal, apabila orang tua dapat bersikap demokratis dalam mendidik anak-anaknya. Bahwa peran, sikap dan nilai orang tua sangat erat kaitannya dengan pengembangan kreativitas anak. Pengembangan kreativitas anak dapat dilakukan dengan menghargai kreativitas anak, seberapa besar kreativitas yang dimiliki oleh anak, memberi dukungan tanpa perlu banyak memberikan pengarahan tetapi memberikan pujian dan memberikan lingkungan yang kreatif.
Seorang anak pada dasarnya adalah gelas kosong yang siap diisi oleh orang tuanya. Jika orang tuanya dapat memanfaatkan tumbuh kembang anak untuk megembangkan kreativitasnya dengan baik, maka ke depannya anak itu akan mempunyai jiwa yang kreatif. Untuk mengoptimalkan kreativitas pada anak tidak semudah membalik telapak tangan. Butuh upaya keras, berkesinambungan, serta kesabaran ekstra untuk melalui tahap demi tahap, sesuai perkembangan kemampuan berpikir anak.
Pola asuh dalam memperkenalkan kreativitas pada anak usia dini dapat dilakukan dengan cara: membangun kepribadian yakni orang tua tidak terlalu menuntut anaknya untuk sama dengan anak lainnya, memilihkan sarana berrmain yang sesuai dengan kemampuan berpikir dan daya interaksi anak, kenalkan anak dengan lingkungan sosial seperti yang berhubungan dengan alam, jangan asal melarang anak karena itu dapat menghambat kreativitas anak, biarkaan anak bereksplorasi sesuai keinginan tetapi masih dalam tahap pengawasan, rangsang anak melakukan aktivitas-aktivitas kreatif. Dengan kualitas-kualitas itu, orang tua dapat membantu anak menemukan, mengarahkan, memantapkan, dan mengembangkan kreativitasnya.
Menurut saya orang tua pada keluarga yang saya amati, memenuhi kriteria orangtua kreatif, karena orang tua dapat menghargai kreativitas anak. Seperti hasil karya anak, orang tua dapat menghargai kreativitas yang dimiliki anak, orang tua memberikan semangat dan pujian tanpa menertawakan hasil anak, memberikan dukungan tanpa perlu banyak memberi pengarahan. Orang tua juga membebaskan anaknya dalam bereksplorasi tetapi masih dalam tahapan pengawasan. Orang tua juga memiliki banyak waktu untuk bermain bersama anak.
Selain itu dalam pola asuh tersebut, adanya karakteristik kreativitas yang terjadi pada anak usia dini, yakni Anak memiliki potensi kreatif, karena anak menunjukkan rasa ingin tahu yang luar biasa dengan banyak bertanya kepada orang tua, anak sering mengajukan tanggapan yang unik dan pintar, penuh energi (tidak kenal lelah dalam melakukan permainan), anak lebih suka bermain peran dan anak dapat mandiri membersihkan permainan yang telah digunakan.
Berpikir kreatif merupakan tingkat berpikir tertinggi, yang mempunyai manfaat yang sangat besar dalam perkembangan anak usia dini, antara lain: Memberi kesenangan dan kepuasan (apabila hasil kreativitasnya di lihat dan dipuji orang lain), Menumbuhkan percaya diri (perasaan senang lah yang membuat anak percya diri dalam beraktivitas), Penyesuaikan diri lebih baik (kepercayaan dalam diri anak membantu menyesuaikan diri dengan orang lain, Menumbuhkan sifat kepemimpinan (kepemimpinan biasanya menjadi problem solver bagi teman-temannya. Selain itu ide-idenya dalam memimpin permainan juga merupakan hasil kegiatan mental yaitu kreativitas), Dapat meningkatkan kualitas hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar