Senin, 28 Oktober 2019

Penyelenggaraan Program Pendidikan TK Untuk Menyiapkan Generasi Emas 2045


"Pentingnya Penyelenggaraan Program Pendidikan TK Yang Baik Dalam Rangka Menyiapkan Generasi emas 2045"

 Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 butir 14).
Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan, baik koordinasi motorik (halus dan kasar), kecerdasan emosi, kecerdasan jamak (multiple intelligences), maupun kecerdasan spiritual.
Pendidikan anak usia dini termasuk TK adalah dasar pembentukan perilaku, penanaman nilai moral dan akhlak yang mulia, pengembangan intelektual yang tinggi dan pengembangan fisik motorik. Pendidikan tk sangat penting untuk diselenggarakan tentunya untuk menyiapkan generasi emas 2045. Generasi emas 2045 adalah suatu generasi ideal yang mampu menjadi lokomotif (penggerak/pendorong) pembangunan masyarakat dan bangsa untuk lepas dari kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan. Oleh karena itu, penting untuk menyelenggarakan Program pendidikan TK yang baik dan ideal karena saat itu merupakan titik awal yang baik dalam melahirkan generasi emas dimasa yang akan datang. Generasi emas yang mampu menjadikan sebuah bangsa besar yang patut disegani oleh bangsa lain dimata dunia. EMAS (Energik, Multitalenta, Aktif dan Spiritual) diharapkan pada tahun 2045 generasi emas telah terwujud. Semua itu akan terwujud jika sudah ditanamkan di Program Pendidikan TK dan didukung oleh semua komponen bangsa dengan bersatu, bergotong royong, bekerja keras dan bekerja cerdas.
Pentingnya penyelenggaraan Program Pendidikan TK yang baik dalam rangka menyiapkan generasi emas 2045 yang ditinjau dari:
a.   Landasan Hukum Program Pendidikan TK
1.  Landasan Yuridis
Landasan hukum yang terkait dengan pentingnya PAUD tersirat dalam amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 28 B ayat (2), dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
Pemerintah Indonesia juga telah meratifikasi konveksi hak Anak melalui Kepres (Keputusan Presiden ) Nomor 36 Tahun 1990 yang mengandung kewajiban Negara untuk pemenuhan hak anak.
Dalam UU No 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinyadan tingkat kecerdasannyasesuai dengan minat dan bakatnya”.
2.  Landasan Filosofis dan Religi
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang baik. PAUD harus didasari oleh filosofi dan religi karena pendidikan anak usia dini merupakan masa yang paling tepat sebagai peletak dasar nilai-nilai filosofis dan religious tersebut. Landasan filosofis dan religious didasarkan pada keyakinan agama yang dianut oleh para orangtua anak usia dini.
Orangtua, pendidik, dan orang dewasa disekitar anak berhak memberikan pelatihan dan pengembangan perilaku beragama dan penanaman budi pekerti yang luhur melalui pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman nilai-nilai kehidupan beragama tersebut disesuaika dengan tahapan perkembangan serta keunikan yang dimiliki oleh setiap anak.
3.  Landasan keilmuan
Landasan keilmuan secara teoritis yang melandasi agar anak usia dini mendapatkan pengasuhan dan perlindungan yang tepat. Hal ini penting guna memberikan stimulasi yang sesuai dengan usia, perkembangan, dan kebutuhan setiap anak. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan perhatian besar terhadap pendidikan anak usia dini terutama tentang perkembangan dan pertumbuhan anak. (Asmawati, 2008)
Seorang bayi yang baru lahir mempunyai lebih dari 100 miliar sel otak. Selama Sembilan bulan masa kehamilan, paling tidak setiap menit dalam pertumbuhan otak diproduksi 250 ribu sel otak. Apabila potensi pada diri anak tidak pernah dikembangkan maka berarti anak tersebut kehilangan peluang dan momentum penting dalam hidupnya dan pada gilirannya Negara akan kehilangan sumber daya manusia terbaiknya. Dalam konteks seperti inilah peranan pendidikan anak usia dini perlu mendapat perhatian serius.
b.   Tahap perkembangan anak
Di program pendidikan tk yang baik dan ideal harus memperhatikan 6 aspek perkembangan anak yang sesuai dengan usia anak. Menurut Yusuf Syamsu (2001:15) perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau orgasme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik maupun psikis.
Berikut adalah tahap perkembangan anak (Anies listyowati dalam kompendium)
1.  Tahap perkembangan kognitif (Teori Piaget) 
    Perkembangan kognitif anak terbagi dalam beberapa tahap
·           Tahap sensorimotor (0-2 tahun), Kemampuan anak hanya pada gerakan reflex, mulai mengembangkan kebiasaan awal, mulai menggunakan berbagai hal untuk mencapai tujuannya, anak sudah menemukan berbagai cara baru.
·           Tahap pra-operasional (2-7 tahun), anak mulai menerima berbagai rangsangan yang masih terbatas, kemampuan bahasa anak mulai berkembang dan masih belum mampu untuk berpikir secara abstrak. Persepsi mengenai waktu dan tempat masih terbatas.
·           Tahap konkret operasional (7-11 tahun), anak sudah bisa menjalankan operasional dan berpikirnya mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini tugas-tugas seperti menyusun, melipat, membagi sudah dapat dilakukan anak.
·           Tahap formal operasional (diatas 11 tahun), anak sudah mulai beranjak sebagai seorang remaja, anak mampu memecahkan masalah, mampu berpikir secara abstrak.
2.  Tahap perkembangan fisik 
         Perkembangan fisik bisa dilihat dari perkembangan motorik anak. perkembangan motorik anak ini terbagi lagi kedalam perkembangan motorik halus dan motorik kasar.
3.  Tahap perkembangan bahasa 
          Adalah proses berkembangnya komunikasi baik secara lisan, tulisan atau isyarat yang berdasarkan suatu system symbol-simbol. Perkembangan bahasa AUD terbagi kedalam beberapa tahap, yaitu : Periode prelingual (0-1 tahun), Periode lingual (1-2,5 tahun), Periode diferensiasi (2,5-5 tahun). 
4.  Tahap perkembangan sosio emosional
Perkembangan sosio emosional anak terbagi kedalam beberapa tahap, yaitu: Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust) usia 0-2 tahun, Tahap mandiri versus ragu (autonomy vs shame) usia 2-3 tahun, Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt) usia 4-5 tahun.
5.  Tahap perkembangan motorik kasar
Merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya.
6.  Tahapan perkembangan motorik halus
Adalah kemampuan yang berhubungan dengan ketrampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, melipat kertas, dan sebagainya.

c.    Karakter bangsa yang berdaya saing
Penting untuk menyelenggarakan Program pendidikan TK yang baik dan ideal dengan mempersiapkan karakter bangsa yang berdaya saing agar generasi emas mampu menjadikan bangsa yang patut disegani oleh bangsa lain. Karakter suatu bangsa merupakan ciri khas dan sikap yang tercemin pada tingkah laku setiap pribadi warga negara. Karena itu pendidikan karakter harus digali dari landasan idil pancasila, dan landasan konstitusional uud 1945. Untuk menyiapkan generasi emas 2045 tentunya harus menyiapkan penguatan pendidikan karakter. Penguatan pendidikan karakter adalah gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga dengan kerjasama antara satuan pendidikan. Pendidikan karakter bangsa dimulai dari pendidikan informal, berlanjut pendidikan formal, dan non formal. Sehubungan dengan hal tersebut, karakter bangsa yang berdaya saing di generasi emas 2045 dapat dikatakan dengan karakter K-empat. K-empat ini adalah kreatif : banyak akal, mampu mengatasi permasalahan dengan banyak pilihan.. kompeten : menguasai pengetahuan dan ketrampilan dibidangnya. Karakter : memiliki karakter moral dan karakter kerja yang tinggi. Kolaboratif : mampu bekerjasama dengan para professional terkait.
Maka dari itu, pendidikan generasi emas 2045 kedepan harus mampu melahirkan insan-insan yang memiliki karakter berdaya saing, dengan berpikir kritis, bekerjasama dan dapat memanfaatkan teknologi modern. Dan peserta didik dituntut kekuatan moral yang kokoh sebagai suatu bangsa berdaulat dan bermartabat diera teknologi industri.
d.   Hal-hal yang mempengaruhi Program Pendidikan TK
Factor yang mempengaruhi lemahnya kinerja pendidikan, diantaranya : pendidik dan tenaga kependidikan, calon peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, kurikulum, penjaminan mutu, dan lain-lain. Komponen ini sangat mempengaruhi program pendidikan, pendidik atau guru merupakan komponen penting dan factor penentu untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berdaya saing. Pendidik memiliki peran penting dalam pendidikan karena pendidik berada digaris terdepan, guru sebagai sutradara sekaligus actor dalam pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik merupakan ujung tombak keberhasilan pembelajaran disekolah dan pendidikan nasional. Ada 10 kemampuan dasar yang harus dimiliki pendidik dalam upaya peningkatan mutu belajar, yaitu : 1) menguasai bahan ajar, 2) mengelola program belajar mengajar, 3) mengelola kelas, 4) menggunakan media dan sumber belajar, 5) menguasai landasan-landasan pendidikan, 6) mengelola interaksi belajar mengajar, 7) menilai prestasi siwa, 8) mengenal fungsi dan program layanan bimbingan konseling disekolah, 9) mengenal dan melaksanakan administrasi sekolah, dan 10) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran pendidikan. Pendidik pendidikan anak usia dini adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Program pendidikan tk yang ideal membutuhkan pendidik yang ideal pula yang mampu memiliki 4 kemampuan kompetensi pendidik, diantaranya :
1.  Kompetensi Pedagogik
         Kompetensi pedagogic meliputi pemahaman terhadap peserta didik, merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi ini merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran untuk kepentingan peserta didik. Paling tidak harus meliputi pemahaman wawasan atau landasan kepemimpinan dan pemahaman terhadap peserta didik.
2.  Kompetensi Kepribadian
        Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara objektif mampu mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
3.  Kompetensi Sosial.
         Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik dan tenaga kependidikan, orangtua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kemampuan sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian daei masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi agar mampu berkomunikasi lisan, tulisan, atau secara isyarat.
4.  Kompetensi Profesional.
         Kompetensi professional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
Pendidik di Program pendidikan TK yang ideal selain memiliki 4 kompetensi pendidik juga memiliki tugas pendidik dalam program pendidikan tk digenerasi emas 2045 yakni : 1)Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran secara detail, 2)Memasukkan unsur berpikir tingkat tinggi dalam proses pembelajaran, 3)Menerapkan pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi, 4)Memperhatikan gaya belajar siswa, 5)Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, 6)Melakukan penilaian yang memberdayakan, 7)Lebih berperan sebagai fasilitator





DAFTAR PUSTAKA
Suryana, Dadan DAN Nenny Mahyudin.2013.Dasar-Dasar Pendidikan TK. Banten:Universitas Terbuka.
Martuti.2009.Mendirikan dan Mengelola Pendidikan Anak Usia Dini.Bantul:Kreasi Wacara.
Anies Listyowati dan Djoko AW.2017.Kompendium Pendidikan Anak Usia Dini.Depok : Prenadamedia Group.
Asmawati, luluk.2008.Pengelolaan Kegiatan Pengembangan AUD.Banten:Universitas terbuka

Senin, 22 Juli 2019

Alat Permainan Edukatif “Metode Bercerita dengan Boneka Jari” untuk Media Kecerdasan Linguistik/Bahasa


“Alat Permainan Edukatif “Metode Bercerita dengan Boneka Jari” untuk Media Kecerdasan Linguistik/Bahasa”

 

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah perantara atau pengantar. Media pembelajaran adalah sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh pendidik. Media pembelajaran merupakan gabungan dari dua suku kata “media” dan “pembelajaran”. Istilah “media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak  “medium”  yang secara harfiah berarti  perantara atau pengantar.  Dari pengertian ini dapat dijelaskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. maka media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, sebuah alat yang berfungsi untuk  menyampaikan pesan pembelajaran yang meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar yakni peserta didik.
Menurut Gagne , media pembelajaran adalah komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media pembelajaran menurut Y.Miarso adalah segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa. Dapat disimpulkan, bahwa media pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong tejadinya proses belajar pada diri anak.
Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit. Dalam pemilihan media pembelajaran perlu memperhatikan kecenderungan belajar dan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak. kecerdasan anak menurut howard gardner ada 8, salah satunya yakni kecerdasan linguistic atau bahasa. Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata, yaitu kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, ritme, dan intonasi dari kata yang diucapkan. Kecerdasan verbal linguistik/ bahasa sangat dibutuhkan oleh semua orang termasuk anak-anak, karena itu kita semua suka bicara. Kecerdasan ini juga merupakan faktor pendukung keberhasilan anak dalam prestasi belajarnya. Kecerdasan verbal linguistik dapat merangsang minat baca tulis, perbendaharaan kata, dan perkembangan bahasa anak. Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Sebagai alat yang sangat penting, bahasa memiliki fungsi yang signifikan bagi manusia. Paling tidak, ada dua fungsi bahasa. Pertama, bahasa sebagai sarana dan pembangkit dan pembangun hubungan yang memperluas pikiran seseorang sehingga kehidupan mentalnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mental kehidupan kelompok. Kedua, bahasa sebagai sarana yang mempengaruhi kepribadian.
Ada banyak cara untuk mengembangkan kecerdasan linguistic atau bahasa pada anak, salah satunya yakni dengan menggunakan metode bercerita dengan boneka  jari, karena metode ini bisa mengajak anak untuk ikut serta dalam kegiatan dan tidak akan monoton ataupun membosankan lagi, dapat mengembangkan bahasa dan melatih kemampuan anak dalam berbicara. Menurut Risnayanti (2009:12), bahwa media boneka jari adalah boneka yang digunakan dalam jenis kegiatan pendidikan bahasa yang tidak begitu mudah pelaksanaannya karena memerlukan keterampilan tertentu dari guru”. Ekasriadi (2005:98) mengatakan, bahwa pengertian boneka jari adalah bentuk tiruan dari manusia dan binatang.
Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran haruslah memperhatikan hal-hal berikut: 1) isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak. 2) kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan sesuai dengan dunia anak. 3) kegiatan bercerita bersifat unik dan menarik. 4) hendaknya guru/ pencerita hafal isi cerita, 5) latihlah suara agar dapat memiliki beragam karakter suara yang dibutuhkan dalam bercerita. Misal suara anak-anak, suara nenek-nenek, suara ibu-ibu, suara binatang dan lain-lain, 6) gunakan boneka yang menarik dan sesuai dengan dunia anak serta mudah dimainkan oleh guru maupun anak-anak, 7) boneka yang digunakan bisa lebih dari satu, dengan jumlah maksimal 8 buah dengan bentuk yang berlainan agar siswa tidak kesulitan menghafal tokoh cerita, 8) Apabila menggunakan dua boneka maka percakapan atau alur cerita dilakukan oleh kedua boneka tersebut yang disuarakan oleh guru dengan karakter suara yang berbeda. Anak menyimak percakapan dan jalan cerita yang disajikan dan 9) penggunaan lebih dari dua boneka maka percakapan atau alur cerita dilakukan oleh kedua boneka tersebut yang disuarakan oleh guru atau orang tua dengan karakter suara yang berbeda. Agar jalan cerita terdengar indah, dipermanis dengan alunan musik.
Penggunaan boneka jari dalam kegiatan pembelajaran bahwa setiap anak memperoleh pengalaman baru untuk meningkatkan kemampuan dalam keterampilan berbicara. Dalam hal ini, anak belajar mengenai lingkungan dan menyerap pengetahuan melalui apa yang dilihat dan didengar. Indera penglihatan dan pendengaran merupakan kunci utama masuknya ilmu pengetahuan kedalam diri anak, dengan penglihatan dan pendengaran anak mampu menceritakan isi dari cerita yang disampaikan oleh guru. Aspek yang dikembangkan dalam metode bercerita menggunakan boneka jari adalah aspek motorik halus. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, lebih spesifik menggunakan koordinasi mata dan tangan.
Factor yang dapat mempengaruhi pengembangan media pembelajaran untuk AUD :
1)         Mudah, artinya mudah dibuat dan mudah untuk mendapatkan alat dan bahan.
2)         Murah, biaya yang digunakan untuk membeli bahan harus terjangkau, jika bisa menggunakan bahan bekas
3)         Menarik, artinya mampu merangsang seluruh aspek perkembangan anak baik dari sisi bentuk, warna maupun dari sisi yang lain.
4)         Mendorong, mampu mendorong anak untuk bersikap atau berbuat sesuatu yang positif. Baik dari diri sendiri maupun dari lingkungan anak.
5)         Manfaat, artinya media yang digunakan mengandung manfaat untuk anak.

      Sebagai guru atau pendidik yang kreatif hendaklah membuat langkah-langkah pembuatan APE dan pembelajaran sebelum melaksanakan program pembelajaran. Agar, proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Adapun langkah-langkah pembuatan APE dengan menggunakan boneka jari  :
    1.      

Pendidik menyiapkan alat dan bahan untuk membuat boneka jari yang akan digunakan untuk bercerita sesuai tema yang diambil pada hari itu. Misalnya, tema tanaman.

    2.  
    
Buat pola jari yang disesuaikan dengan jari kita.

    3.      

Jahit pola jari di bagian pinggir sampai tersambung semua, dan hanya tersisa lubang jari untuk memasukkan jari tangan.

     4.      

Buat pola boneka yang diinginkan.
Contoh : jagung

      5.      

Jahit dibagian tepi boneka, kemudian tempelkan boneka jagung dengan jari yang sudah dibuat dengan menggunakan lem tembak, hias boneka jagung sesuka hati agar lebih menarik.
Contoh : diberi mata-mata mulut, dll

  6.     
    
Boneka jagung siap digunakan untuk bercerita

       7.      

Buat beberapa pola boneka jari, jahit tepi boneka, tempelkan dengan jari yang sudah disiapkan, hias agar lebih menarik.

       8.      

Boneka jari dengan berbagai bentuk buah dan sayuran sudah siap digunakan untuk bercerita.

Adapun langkah-langkah pemakaian APE dengan menggunakan boneka jari  :
1.      Pendidik menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pembelajaran. Contoh panggung boneka jari, boneka jari, dan tentunya sudah mempersiapkan cerita yang akan diceritakan.
2.      Anak diajak pendidik untuk membuat peraturan agar cerita berjalan dengan lancar.
3.      Anak melihat ibu guru memakai boneka jari dengan memasukkan boneka jari ke jari ibu guru.
4.      Anak mendengarkan ibuguru bercerita.